POSTING TERBARU

Senin, 28 November 2011

Kerja Keras (+cerdas) adalah energi kita

Kerja keras (+cerdas) adalah energi kita | Saya tidak bermaksud menyaingi slogan Pertamina, yaitu “kerja keras adalah energi kita”. Saya hanya ingin menjelaskan asumsi bagaimana energi bisa tercipta secara optimal dalam gabungan antara kerja keras dan kerja cerdas.

Kerja keras adalah energi

Kerja keras adalah suatu upaya optimal seseorang ketika mengerjakan suatu pekerjaan. Pada kondisi itu, energi dikuras habis dan diasumsikan untuk ditancap sekeras-kerasnya. Kerja keras tercontohkan bagaimana atlet sepakbola harus terus be-kerja, berlari, mengumpan, menerima umpan, dan menendang bola, selama 2 x 45 menit. Tidak berhenti di situ, kerja keras bermula dari persiapan energi dari latihan selama beberapa hari dalam seminggu , agar dapat optimal dalam pertandingan utama.


Kerja keras + cerdas adalah energi efektif

Berlatih dan bekerja keras 3 x seminggu tampaknya belum cukup. Energi yang dipunya ternyata harus diorganisir secara cerdas. 11 pemain diatur dalam posisi masing-masing dan bekerja secara optimal sesuai kemampuannya. Kerja keras individu akan percuma dan energi terbuang sia-sia bila mereka tak teratur dalam bermain, bisa dibayangkan hasil pertandingan bila 11 striker semua diturunkan.

Maka ketika kerja keras dioptimalkan oleh kita, serta kerja cerdas membuahkan keefektifan dan akurasi energi, secara teratur energi akan berlipat.

Produk energi yang tercipta seperti kerja keras dan kerja cerdas Charles Karen Kuo yang menemukan dan membuktikan bahwa cahaya bisa ditransmisikan lebih dari 100 km (yang pada saat itu tahun 1960, hanya mencapai 20 meter), hingga mendorong kemajuan sistem teknologi informasi sekarang. Maka lihatlah serat optik tunggal di bumi, bila dipanjangkan akan mencapai 1 trilyun kilometer, dan terus bertambah setiap harinya.

Layaknya kerja keras Agus Misyadi setelah lebih dari 1,5 tahun terus berusaha menghubungi nomor telpon premium call untuk mendaftar, dan menghabiskan kegiatan sehari-harinya dengan membaca. Akhirnya tukang loper koran ini mendapatkan setengah milyar dari kuis “Who Wants to be a Millionaire”.

Maka energi-pun tercipta karena penyesuaian takdir dan ikhtiar. 


0 komentar:

Posting Komentar